Genus Rana dan Genus Fajervarya | ViaViva-ku
Home » » Genus Rana dan Genus Fajervarya

Genus Rana dan Genus Fajervarya

Written By Unknown on Saturday, March 24, 2012 | 4:36:00 AM

Genus Rana dan Genus Fajervarya
A. Genus Rana
Genus Rana memiliki spesies yang paling banyak di muka bimo ini. Genus Rana memiliki Sekitar 300 spesies.Spesies genus ini memiliki ciri umum kaki tipis yang diperluas dan lipatan dorso-lateral, dan memiliki hubungan dekat dengan amolops.
Subgenus Hylarana berciri umum tubuhnya ramping, kaki panjang, jari kaki berselaput jelas, kaki diperbesar tips sirkum-alur marjinal dan sepasang lipatan dorso-lateral. Berukuran kurang dari 100 mm.
Subgenus Hylarana meliputi beberapa spesies. Di Indonesia memiliki +- 30 spesies. Contoh spesies:
1. Rana (Hylarana) baranica (Boettger, 1901) atau Kongkang Baram
2. Rana (Hylarana) chalconotu (Schlegel, 1837) atau Konkang Kolam
3. Rana (Hylarana) erythemea (Schelgel, 1837) atau Kongkang Gading
4. Rana (Hylarana) hosii (Boulenger, 1891) atau Kongkang Racun
5. Rana (Hylarana) nicobariasis (Stoliezka, 1870) atau Kongkang Jangkrik
B. Genus Fajervarya
Genus ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut; ukuran 30-100 mm, sisi tubuh danterdapat bercak-bercak hitam pada lipatan paha, tidak terdapat selaput pada jari tangan dan pada punggung terdapat guratan yang menonjol dan memanjang.
Contoh spesies: Fajervarya cancrivora, Fajervarya limnocharis, Fajervarya sakandari, Fajervarya orissaensis.

Secara lebih detail perbedaan antara genus Rana dan genus Fajervarya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
No. Properti Genus Rana Genus Fajervarya
1. Ukuran Kurang dari 100 mm. Jantan +- 30-50 mm danbetina +- 45-100 mm 30- 100 mm. Jantan mencapai 50 mm dan betina mencapai 60 mm
2. Habitat Sejenis kongkang, yang biasa hidup di persawahan, kolam, sungai, dan hutan (primer maupun sekunder) Sejenis katak yang hidup di sawah, sungai, parit dan air payau (rawa)
3. Warna Kulit dorsal atau punggung berbintil halus dan rapat umunya berwarna hijau terang atau hijau tua, namun ada juga yang berwarna kebiruan. Sisi tubuh berwana kekuningan.sebuah garis gelap kehitaman putus putus tidak beraturan pada sepanjang tubuh bagian moncong, pipi, sebelah atas tympanum. Bibir dan mata berwarna kecoklatan. Lipatanbagian belakang dan paha berwarna kuning atau keemasan. Kulit pada punggung berwarna lumpur kecoklatan dengan bercak-bercak tidak simetris berwarna gelap. Warna sangat beragam, terkadang ada warna hijau lumut terang pada spesimen yang besar. Sisi tubuh dan lipatan paha terdapat bercak-bercak hitam. Tangan dan kaki bercoreng-coreng dan bibir berwarna hitam.
4. Tekstur kulit Kulit halus, licin dan ada yang berbintil. Pada Rana hosii terdapat kelenjar racun pada dermisnya. Mempunyai mukosa agar kulit tetap lembab untuk pernafasan. Kulit tipis dan fleksibel berguna untuk penyerapan. Terdapat mukosa. Sebagian besar memiliki kelenjar mukus dan granular.
5. Bentuk Tubuh Mata besar dan menonjol. Kaki panjang dan ramping dengan selaput renang penuh kecuali pada jari keempat. Jari-jari tangan dan kaki ujungnya melebar seperti cakram. Terdapat bintilmetatarsa pada kakiyakni pada sisi dalam. Mulut lebar dan terdapat gigi seperti parut pada maxillanya. Sacral diapophysis berbentuk gilig. Ciri utamanya yaitu bentuk timpanium bulat utuh tana ada lapisan kulit yang menutupi. Diameter timpanium mencapai separuh diameter mata. tidak ada selaput renang pada jari tangan, sedangkan ada kaki hanya menjangkau 3/4 dari panjang jari tengah. Pada punggung terdapat banyak guratan yang menonjol dan banyak memanjang. Gelang panggul selindris, gelang bahu firmisternal.
6. Reproduksi Dari telur berkembang menjadi larva. Kemudian berkembang menjadi dewasa dengan penyesuaian bentuk tubuh yang sesuai untuk hidup di darat (metamorfosis). Proses perkawinan dilakukan dalam air dangkal dan tenang. Jantan menempel pada punggung betina. Sambil berenang kaki jantan menekan perut betina dan meransang keluarnya telur (amplexus). Sehingga telur yang keluar bisa dibuahi oleh jantan. Telur berwarna putih tanpa pigmen (Rana (Hylarana) baranica), berwarna putih dan hitam pada kutub (Rana (Hylarana) chalconotu), telur berpigmen (Rana (Hylarana) erythemea), telur bening (Rana (Hylarana) hosii), telur memiliki hemisphere gelap (Rana (Hylarana) nicobariasis). Telur-telur menetas menjadi berudu yang bertubuh mirip ikan dan bernafas dengan ikan. Dari berudu setelah mengalami beberapa tahap perubahan akan berkembang menjadi dewasa. Terjadi peristiwa amplexus seperti pada Rana.
7. Penyebaran Sebagian besar Indonesia (Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dll.), Malaysa, Amerika Serikat, Florida dan lain-lain. Jawa, Indonesia bagian timur (Flores, Nusa Tenggara, Maluku, Papua), Jepang, China India, dll.
8. Nama lokal (Indonesia) Konkang Baram, Kongkang Kolam, Konkang Gading, Kongkang Racun, Kongkang Lembu, Kongkang Lembu. Katak Tegaan, Katak Tegaan Gunung, Katak Sawah, Katak Hijau.

Demikian Paper ini kami tulis. Segala bentuk kekurangan yang ada merupakan hal yang memerlukan krikik dan saran dari para pembaca maupun dosen pembimbing lebih lanjut secara intensif dan kontinuitas. Semoga bermanfaat bagi penulis maupun khalayak umum pembaca.

Daftar Pustaka
Iskandar, Djoko T., 1998, The Amphibians of Java And Bali, LIPI
http://amphibiaweb.org
Share this article :

0 komentar hot :



 
Support : imam shopyan | viaviva-ku | i'am shofie
Copyright © 2013. ViaViva-ku - All Rights Reserved
Modified by viaviva-ku.Com
Proudly powered by Blogger