Mungkinkah*
Waktuku berjalan tiada berserasi selalu sepi
Dan aku terus merenda hari
Menabur buih pada lautan yang riuh
Menyirami kasih dalam buai mimpi
Menggapai asa dalam kegamangan
Sedangkan engkau masih sulit kujumpa
Kasih……
Inginku merengkuh bayangmu, semakin dekat
Namun…ku tak sedikitpun mampu bergerak
Asa-pun kian pudar
Bayangmu kian kabur
Mungkinkah, aku mampu melukis cinta pada kanvas kehidupan?
Dikala lentera hati yang kian meredup ini
Aku hanya dapat berharap
Biarkan waktu-kan berucap
Dan bulan bintang bersenda-gurau ataukah menangisi
Suka duka pada mimpi-mimpiku
Tangis dan tawa dalam rindu
Pahit dan manis dalam cinta
Meniti hidup dengan berbangga hati, ataukah…
Atau mengarunginya dengan air mata
Abadilah
Cinta*
Hidup ini tak pernah pasti
Hanya menunggu esok hari
Mungkinkah engkau masih ada
Desahmu masih hangat terasa
Saat kata-kata tak berarti
Saat semua rasa telah mati
Sepi yang setia temani malam hari
Mencekam hati dalam sunyi
Walau telah ku tahu pasti
Tak sanggup aku mengingkari lagi
Seutuhnya ku masih cinta
Sanggupkah ku berlari mengejarnya
Walau penantian tak bertepi
Juga malam hanya titik sepi
Tetap ku menanti dalam sunyi
Berdoa semoga kau kembali
Bila cinta…
Bawa aku menuju mahligai asmara
Kini aku pahami
Menagapa inin kumiliki
Cinta….bila cinta…..
Bawa aku dalam badai duka yang perih
Kini ku sadari yang kuingin hanya….
Abadilah…..abadilah cinta
Aku
Ingin Mati*
Hari ini adalah mayat dengan jiwa sakit
Menatap paras kehidupan
Memikirkanmu…….
Mengenangmu…..
Memujamu….
Selalu memimpikan memilikimu
Walau itu tak pasti
Asaku….
Kau tahu jerit hati
Tangisan mata senja
Senyuman fajar pagi
Hargai aku dengan secuil senyummu
Walau aku tak bias jadi separuh nafasmu
Pahami tatapan kosongku
Walau kau bukan milikku
Tuhan….
Biarkan aku mati
Agar kuburku terbuka lewat do’a-do’anya
Lewat lantunan ayat-ayatMu
Agar menggetarkan rumahku yang baru
Kata
Hati*
Disini ku sendiri
Tak satu orangpun menemani
Bintangpun tiada
Langit gelap tak bercahaya
Ku termenung dalam angan
Ku teringat akan satu kejadian
Sebuah lelucon
Mungkinkah itu kau anggap lelucon
Tapi ku anggap itu lain
Sebuah perkataan menyakitkan
Yang diberikan seorang sahabat
Sahabat yang ku fikir bias memberi kritik
Tapi………
Tapi apa yang ku dapat?
Sebuah lelucon konyol
Tapi…..
Yang telah lalu biarlah berlalu
Akupun akan melupakan semua itu
Dan hati kecilku pun berkata
“KUMAAFKAN KESALAHANMU”
Luka
Hati*
Disaat cinta sedang diuji
Rasa sakit selalau menghantui
Hatipun selalu resah dan gelisah
Hancurkan hati yang selalu gundah
Apalah arti kehidupan dalam masa ini
Apakah ada insane yang masih mau mengerti
Penderitaan ini
Bagaimana aku harus mengakhirinya?
Apakah harus berputus asa ataukah sebaliknya?
Ingin rasanya aku pergi dari kehidupan masa ini
Dan menjalani kehidupan baru
Yang mungkin bias aku jalani
Tanpa harus merasakan sakitnya didustai
Adakah
Diriku di Hatimu*
Dalam bening bola matamu
Aku menangkap butiran kata
Yang tak bisa aku telusuri
Akan kemana butiran itu akan berlabuh
Ada sepotong hati di sini
Yang menginginkan
Lebih dari sekedar persahabatan
Aku menginginkan cintamu
Cinta yang dapat membimbingku
Memberi rasa tenang dalam hari-hariku
Memberi kedamaian dalam setiap langkah
Menatapmu ……..
Ingin kudapat semua itu darimu
Karena aku sayang kamu
Adakah engkau tau?....
Engkau*
Engkau bagaikan oase di gersang jiwa
Mengalir, menyejuki lepaskan dahaga
Ingin kupanjat tembok nirwana
Mengukir sebuah nama dan cinta
Namun, engkau sulit kujumpai
Hanya sebatas ku pandang biru dan mega
Engkau seindah nirwana
Tak kan kubiarkan tertutup gerhana
Meski kencana mencoba
Di gelanggang angan kurasa cinta dengan yakin
Dan tak berubah walau berganti musim
Oleh rupa yang kini telah intim
Selalu kunjungi sanubari hingga bermukim
Kasih, sesatkanlah daku di langit istana jiwamu
Tuk mengabdiakan diri di telaga cintamu….
Sayap-Sayap
Cinta*
Cinta …..
adalah pena kasih yang menetes disetiap lembaran hati yang berjiwa.
adalah hasrat manusiawi atas semua keindahan.
adalah ruh yang bersinar di balik kerlipan mata yang mendamba keserasian
dua jiwa.
Ia datang dan menghilang bersama putaran waktu, pasang dan surut seiring
pergantian purnama.
Cinta
Sejati*
Cinta bagaikan lautan
Sungguh luas dan indah
Ketika kita tersentuh tepinya yang sejuk
Ia mengundang untuk melangkah
Lebih jauh ketengah
Yang penuh rintangan
Hempasan dan gelombang
Pada siapa-siapa yang ingin mengarunginya
Namun……..
Carilah cinta yang sejati
Di lautan berbiduk “ Taqwa”
Berlayarkan “Iman”
Yang mampu melawan gelombang syaitan dan hawa nafsu
Insyallah kita kan sampai tujuan
Yaitu……
Cinta kepada Allah
Itulah hakiki yang kekal selamanya
Puisi
Putih*
Dari denyut ruhku
Kehidupan yang beraroma iman
Dari bisik jantungku
Ayat-ayat pertobatan
Kumasuki puisi-puisiMu
Surga kata-kata milik penyair
Pemilik seluruh pena dan tinta
Rahasia ghaib berawal dan bermula
Maka…….
Kupilih kata yang bisa membuka penglihatanku
Tidak yang menutup
Dan menguapkan kekusyu’anku
Membaca gerak puisi-puisi hidupmu
Yang selalu mencakrawala
Member kabar makna
“Cinta” ya “Cinta”
Kepada
Cinta*
Menjadi ranting pohon bernama cinta
Bersama musim cinta
Yang mengharumkan kehidupan
Seperti ibadah
Yang mendekati kesegarannya
Sedekat cahaya yang mendamaikan
Menjadi cinta dari mata yang suci
Kiblat pengisi langit dan bumi
Do’a-do’a menghangatkan malam
Tombak taqwa mengakar kuat tak limbung dibenci takut
Tabah tanah yakini
Menyatukan yang telah satu
“Tuhanku”
“Tuhanmu”
“Allah” semata
Patah
Hati*
Berawal dari sebuah persahabatan
Cintapun muncul dan menyelinap
Dalam kebersamaan
Merasuk ke dalam jiwa
Dan mulai bertahta da istana hati
Entah mengapa saat memandangnya
Tak mampu kuhindari tatapan hangatnya
Dan senyuman yang selalu sejukkan kalbu
Saat berada di dekatnya
Kebahagiaan…kedamaian…serta…
Serta, debaran jantung
Tak menentu, berbaur menjadi satu
Namun…
Setelah ku tahu bahwa ia telah mendua!!
Perlahan kehancuran muncul
Goyahkan sebuah harapan
Sebuah harapan untuk bersatu dalam makna “Cinta”
*By: My lovely friend, Lu’ailu Illiya K. @ BWI
Lu'ailu Illiya K |
0 komentar hot :
Post a Comment