Nrimo ing pandum. istilah jawa kuno yang kian tak dikenal lagi oleh remaja kita. "menerima takdir" begitulah kira-kira singkatnya dalam bahasa indonesia. namun dalam pemahaman orang jawa, tidak sesingkat itu dalam memaknai istilah nrimo ing pandum.
Dalam khasanah budaya jawa, terdapat filosofi di dalamnya. nrimo ing pandum tak hanya sekedar menerima takdir yang justru terlihat negatif yaitu pasrah. menerima takdir dalam konteks nrimo ing pandum-nya orang jawa terdapat anjuran semangat dalam menggapai takdir yang lebih baik. sebagaimana terlihat dalam teks-teks jawa, ungkapan tersebut justru merupakan sebuah nasehat kepada orang yang dalam hidupnya dirundung masalah kehidupan yang mana merupakan dampak dai kelakuan atau tingkahnya yang melawan pakem atau garis haluan agama(tuhan).
Nasehat atau lebih tepatnya dorongan semangat yang terdapat pada "nrimo ing pandum" ialah hendaknya kita tidak berbuat "neko-neko" melawan garis kebenaran (tuhan). hidup sesuai dengan pakem (aturan) yang telah ditentukan kadarnya masing-masing (baik dan buruknya)di lingkungan masyarakat, negara maupun agama.
Hidup sesuai pakem;aturan bukan lantas diartikan bahwa kita harus ikut-ikutan arus yang melanda (globalisasi). pakem berupa jalan kebenaran esensinya adalah mutlak namun bungkusnya yang harus diperbarui agar tak terlihat usang, disesuaikan dengan zaman. untuk memperbaharui bungkus tersebut kita dibekali akal dan fikiran untuk menempuh jalan terabas yang tercepat. akal dan fikiran akan menjadi sebuah filter bagi sebuah individu dan instansi (diri pribadi dan masyarakat) dalam menyaring efek samping daripada globalisasi.
Hubungan Nrimo ing pandum dengan hidup sesuai pakem merupakan hubungan sebab akibat. karena hidup ini sudah digariskan dan diatur oleh aturan-aturan berupa norma agama maupun norma sosial dari masyarakat (intinya jalan kebenaran adalah jalan tuhan) maka manusia sebagai abdi, kawulone Gusti Sang Yang Manon, hambanya Tuhan Yang Maha Esa sudah seharusnyalah menerima dan mengikuti aturan-aturan (kebenaran) tuhan. maka hendaknya kita sebagai kawulo tidak "neko-neko" mengutak-atik pandum yang telah di pakem-kan oleh Sang Dalang Jagad.
Kebenaran memang Mutlak, namun jalan ataupun bungkusnya yang harus dipilih mana yang paling efisien dan memiliki unsur estetika dalam masyarakat, sesuai dengan budaya masing-masing.
SEBUAH REFLEKSI
>BAGI YANG KEPINGIN MERUBAH PAKEM DAN INGIN MENJADI TUHAN.
>BAGI YANG MASIH MEMAKSAKAN JALAN UNTUK ORANG LAIN SECARA RADIKAL DAN TIDAK MENGHARGAI TUHAN YANG TELAH MENCIPTAKAN AKAL DAN FIKIRAN UNTUK TIAP-TIAP INDIVIDU.
Home
»
my scrawls
»
Hidup sesuai "pakem"
Hidup sesuai "pakem"
Written By Unknown on Wednesday, February 1, 2012 | 3:09:00 AM
Related Articles
If you enjoyed this article just click here , or subscribe to receive more great content just like it.
0 komentar hot :
Post a Comment